Membela Lalu Zohri

Agustus 09, 2021

Olimpiade Tokyo 2020 resmi berakhir pada 8 Agustus 2021 ini. Bukan acaranya yang panjang dan lewat pergantian tahun, Olimpiade Tokyo 2020 memang baru digelar dari akhir bulan Juli 2021. Apalagi kalau bukan karena pandemi Covid-19 yang mengerikan ini. Tim Indonesia pada pagelaran ini berkekuatan 28 atlet dari delapan cabang olahraga. Yang terbanyak tentu saja bulutangkis dengan 11 atlet, 5 atlet angkat besi, 4 atlet panahan, dan atletik, rowing, renang dengan masing-masing 2 atlet, serta satu atlet surfing. Di hari penutupan, Alhamdulillah Indonesia dapat mengumpulkan 1 medali emas dari ganda putri bulu tangkis, satu perak dari Eko Yuli, dan dua perunggu dari angkat besi pula. Hasil yang menurut saya sangat baik meski beberapa spot yang ditargetkan meleset. Tahniah buat kontingen Indonesia.


Namun ada satu cerita menarik dan sedikit mengusik bagi saya. Tentunya dari dunia maya Indonesia yang sangat berwarna ini. Datang dari salah satu tokoh idola saya di dunia twitter, buya @ubegebe1. Sejak 2018 lalu ketika nama Zohri mencuat dan menarik perhatian publik dengan kemenangan di kejuaraan dunia junior serta rekor-rekor yang dipecahkannya, buya @ubegebe1 selalu menyampaikan opini dengan point utama Zohri harus dilatih di luar negeri, terutama USA. Kira-kira ini twit-twit beliau.



Sedikit tambahan dari mas Ainur Rohman yang diduga bagian dari sindikasi MafiaWasit 


Secara umum, jika hanya memikirkan tentang karir Zohri dan nama baik atletik Indonesia, saya sangat setuju dengan perjuangan buya ube ini. Dengan kekuatan sport science dan penunjang lainnya, bakat alam yang dimiliki Zohri diyakini akan berkembang pesat dan menjadikannya sejajar dengan pelari elit dunia. Namun hingga Olimpiade Tokyo 2020 ini, harapan buya ube dan banyak masyarakat lainnya untuk melihat Zohri berlatih secara waktu penuh di negara dengan tradisi sprinter yang bagus sepertinya belum terwujud. Setelah memecahkan rekor nasional menjadi 10.03 di Seiko Golden Grand Prix Mei 2019 dan mendapatkan tiket Olimpiade Tokyo 2020, Zohri sepertinya tetap berlatih bersama Tim Nasional PASI dengan pelatih kondang Eni Sumartoyo. Masih di 2019, tepatnya di bulai Oktober, Zohri kembali berlaga ajang bergengsi The 2019 IAAF World Athletics Championships namun hanya sampai babak penyisihan saja dengan catatan waktu 10.36 dan secara keseluruhan berada pada 35 dan 48 atlet di babak penyisihan ini. Sedangkan pada Seagames 2019 yang berlangsung di akhir tahun 2019, Zohri sama sekali tidak ikut bertanding termasuk di nomor relay 4 x100 meter dimana Zohri dan kawan-kawan dapat medail perak di Asian Games 2018. Saya tidak menemukan berita tentang alasan Zohri tidak tampil di Seagames 2019. Namun dari laman tempo.co diberitakan 

Meski tidak turun di SEA Games 2019 Manila, Zohri masih rutin berlatih untuk mengejar torehan waktu 9 detik. Setiap hari, ia berlatih di bawah bimbingan Eni Nuraeni Sumartoyo untuk meningkatkan fisik dan teknik. "Sekarang masih program umum, seperti ada penguatan begitu, seperti teknik yang belum sempurna," kata dia di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu, 20 November 2019. Zohri mengatakan gagal menorehkan waktu sembilan detik pada Kejuaraan Dunia Atletik 2019 karena terkendala cedera pada lutut kiri. Rasa nyeri makin terasa, kata dia setelah seminggu balik dari kejuaraan dunia yang berlangsung Oktober silam. "Makanya sekarang programnya kebanyakan penguatan," kata dia. Selain penguatan otot, Lalu Muhammad Zohri juga digembleng oleh jajaran pelatih atletik untuk meningkatkan pengalaman dan mental pada saat perlombaan. Hasil latihan yang mulai dirasakan yakni perbaikan teknik start yang selama ini menjadi kekurangan. "Alhamdullilah start sudah 98 persen," ungkap dia.


Sementara untuk persiapan Olimpiade Tokyo 2020 ini, berita tentang persiapan Zohri bisa dibilang sedikit. Mungkin karena pandemi yang melanda negeri ini juga. Beberapa kliping berita online yang saya dapat antara lain, pada Desember 2020, detik sport memberitakan pelatnas atletik Zohri dkk harus mengalah karena stadion madya senayan yang memiki track yang standar dipakai oleh timnas PSSI.  Laman tempo.co yang mengabarkan Zohri "sudah pulih total dan dia sudah menjalani persiapan menuju Olimpiade Tokyo 2021 mulai April 2021" dan  "PB PASI memastikan akan mengirim sejumlah atlet dan pelatih untuk menjalani training camp di Cina selama tiga bulan". Kemudian laman cnn.com yang mengabarkan Zohri kembali berlaga di ajang tes event olimpiade World Athletics Continental Gold Tokyo 2021 pada May 2021. Zohri  finish ke tujuh di final dengan waktu 10.45 dan rekor tercepatnya pada event itu yaitu 10.34 di Heat 1. Laman indosport juga memberitakan pada Juni 2021, Zohri dan Alvin sedang dilatih intensif oleh Harry Marra selaku pelatih atltetik kelas dunia asal Amerika Serikat, yang baru saja kembali mendapatkan tugas untuk membantu cabor atletik Indonesia.


Hasil Olimpiade Tokyo 2020 pun masih lekat diingatak kita saat ini. Zohri yang mulai berlaga di Heat 4, meraih waktu 10.26 dan finish urutan ke-5. Hanya nomor 1 sampai 3 setiap heat saja yang lolos ke semifinal. Secara waktu, ini masih jauh dibawah PB Zohri sendiri meski sepertinya ini adalah waktu terbaik Zohri pada tahun ini (iya kah?). Alasan Zohri dengan hasil ini adalah faktor mental juga dan ada sedikit masalah starting block. ia juga mengaku kurang persiapan saat tampil di pesta olahraga terbesar di dunia tersebut. Ini karena sang pelatih yang berasal dari Amerika Serikat (AS) Harry Marra baru tiba untuk melatihnya dalam waktu kurang dari satu bulan jelang penyelenggaraan Olimpiade. "Jadi, saya hanya bisa memperbaiki teknik start saya sedikit," ujar Zohri.


Sontak diskusi buya ube soal Zohri harus berlatih di luar negeri dengan hasil Olimpiade Tokyo 2020 ini menjadi sangat relevan. Zohri sendiri menyadari bahwa mental dan teknik start-nya masih belum maksimal apalagi Harry Marra hanya melatihnya kurang dari sebulan. Saya mencoba melakukan pencarian di google dengan kata kunci "alasan zohri tidak latihan di luar negeri". Saya tidak menemukan hasil wawancara Zohri yang menyatakan kenapa dia tidak berlatih secara fulltime ke USA misalnya. Hasil yang ditemukan hanya Zohri batal tc ke China jelang Olimpiade lalu. Sebenarnya saya kurang tau secara pasti tipe pelatnas yang dipilih PASI. Apakah seperti PSSI dimana pemain timnas tetap bermain secara profesional sebagai pemain dan baru akan berlatih bersama timnas ketika pertandingan internasional akan dimulai. Atau apakah PASI ini mengikuti PBSI dimana pemain timnas digembleng di markas PBSI Cipayung untuk waktu lama dan turun berlaga di turnamen internasional bersama-sama dengan PBSI nya. Saya lebih melihat tipe pelatnas PASI dan PBSI adalah sama.


Jika iya, maka Zohri jelas-jelas harus mengikuti rangkaian pelatihan yang dirancang oleh PASI itu sendiri. Zohri akan berlatih dimana atau dengan siapa ditentukan oleh PASI. Jika keinginan buya ube dan banyak masyarakat Indonesia melihat Zohri berlatih di Jamaika atau USA, maka yang harus didesak saat ini adalah Opung LBP sebagai ketua PASI. Jika ternyata berdasarkan kalkulasi, Opung mengizinkan dan memfasilitasi permintaan ini dan ternyata Zohri sendiri yang tidak ingin berlatih jangka panjang di negara-negara penghasil sprinter hebat, maka saya akan sangat mengerti, memahami, dan mendukung apa yang dilakukan Zohri ini. Kita tidak akan tau isi hati dan kepala Zohri. Tapi jika pilihan berlatih di Indonesia saja diambil, pasti beliau memiliki pertimbangan yang sangat baik. Diawal karir Usain Bolt juga melakukannya. Pada 2004, Bolt yang habis bermain di CARIFTA, ditawari beasiswa track olahraga oleh kampus-kampus di USA namun bolt memilih untuk lanjut ke the University of Technology Jamaica sebagai tempat latihan profesionalnya. Namun Bolt mendapatkan pelatih yang hebat, infrastruktur yang kuat, dan mungkin kompetisi yang sehat. Mungkin Zohri ingin mengikuti jejak Bolt yang satu ini. Semuanya bisa Opung berikan juga rasanya.


Jika melihat semangat Zohri yang tetap menyala menatap Paris 2024, rasanya tidak akan menjadi masalah Zohri akan berlatih dimana, yang penting adalah pelatih hebat yang bisa memperbaiki startnya yang masih kurang baik. Serta pengalaman kompetisi internasional. Apapun itu, selama baik dan sesuai ketentuan, pilihan Zohri untuk berlatih dimana harus tetap dibela.

sumber : cnn.com (REUTERS/PHIL NOBLE)





  



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.