Ramadan 1445 H

April 15, 2024
Bulan Ramadan tahun 1445 H telah berakhir beberapa hari lalu. Waktu 30 hari itu berlalu terasa cepat, utamanya bagi kami sendiri. Waktu-waktu penuh berkah tersebut kami lewatkan seperti ketika melalui nya pada tahun-tahun sebelumnya, intensitas ibadah sedikit meningkat tetapi tetap lebih berkutat dengan kebutuhan duniawi. Namun ada yang sedikit berbeda dari Ramadan tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu eskalasi Genosida Israel di tanah Palestina, utamanya di Gaza.


Kekejian Israel tentunya telah dimulai sejak lebih dari tujuh puluh tahun lalu, tetapi sejak Oktober tahun 2023, mereka makin mengganas dan Tanpa malu menunjukkan Jati diri Setan yang ada dalam benak mereka. Allah Azza Wajalla Yang Maha Berkehendak membubakan banyak mata Hati Manusia di muka bumi ini, tidak hanya mata Hati kaum muslim, tetapi juga Hati Manusia lainnya yang sebelumnya belum pernah tersentuh iman. 


Suara dukungan terhadap rakyat Palestina di Gaza tidak hanya disampaikan dari negara-negera Islam tetapi juga oleh negara-negara yang memiliki Hati yang murni dan keberanian. Bahkan Cibiran telah mengarah ke negara Islam yang membantu hanya setengah hati, atau bahkan ikut menyusahkan rakyat Gaza.


Sebut saja Afrika Selatan, Irlandia, dan Spanyol. Pemerintah dan rakyat negara-negara tersebut seiya-sekata dalam mendukung perjuangan mengakhiri Genosida di Palestina oleh Israel yang semakin kejam ini. Negara dan rakyat kita sebenarnya juga jelas dalam garis perjuangan untuk kemerdekaan Palestina yang utuh. 


Namun perjuangan dan ikhitiar tersebut serasa kurang tenaga, utamanya di bulan mulia di tahun ini.


Dalam pantauan dunia maya yang melintas di Gawai saya, aksi-aksi demonstrasi unjuk kekuatan yang dilakukan oleh umat muslim Indonesia terbilang sedikit jika dibanding rakyat-rakyat di negara eropa. Memang di awal-awal Genosida menggila, kita terbilang aktif untuk menyuarakan dukungan secara besar-besaran. Namun seiring berjalannya waktu, rasanya hampir tidak Ada unjuk rasa secara besar-besaran. Kalaupun ada, rasanya tidak terorganisir dan tidak teramplifikasi ke dunia Maya secara luas. Memang Genosida yang telah mencapai bulan ke tujuh ini sangat melelahkan untuk sekedar mengikuti berita nya di media. Tapi konon semangat yang kita sampaikan secara bersama dan besar di tanah air nusantara ini, dapat dirasa kan juga oleh saudara kita di Palestina. Apalagi di Bulan Ramadan ini, rasanya unjuk rasa kita sudah hampir tidak terdengar. 


Hal menyedihkan lainnya dalam perjuangan membela saudara kita yang dibunuh dengan kejam di Palestina yang terjadi di bulan mulia ini, menurut pandangan pribadi saya, adalah mulai lunturnya semangat Boikot produk-produk yang terafiliasi atau jelas-jelas membantu Israel dalam genosida sejak puluhan tahun lalu. Memang diskusi mengenai boikot-produk-tidak-efektif atau yang-rugikan-industri-dan-pekerja-dalam-negeri akan selalu muncul dan menimbulkan keraguan bagi kita. Tapi prinsip ganti-ke-produk-dalam-negeri sepertinya sangat mudah untuk dipahami dan diimplementasikan. Contoh saja waralaba Ayam goreng M, di luar sana, orang-orang ramai Boikot M hingga harga saham nya anjlok dan akhirnya mereka takeover waralaba mereka di Israel karena terlalu bodoh. Di Indonesia, aksi jangan-beli-itu-beli-aja-merek-lokal-yang-lebih-enak kayaknya kurang diterima dengan baik. Bahkan yang lebih miris, pengurus Masjid Istiqlal malah bekerja sama dengan deretan merek yang diajak untuk di boikot.





Ada satu hal lainnya yang tertinggal di alam pikiran saya yang menguatkan premis saya diatas. Dengan segala hormat,  bukan untuk menjelekan atau merendahkan satu pihak. Saya merasa, rakyat palestina tidak Ada dalam doa-doa di Bulan Ramadan di banyak rakyat Indonesia. saya harap perasaan saya salah. Tapi faktanya, dari beberapa Sholat jama'ah yang saya ikuti di Ramadan ini, utama Sholat tarawih, ketika doa yang dipimpin dan dibaca dengan kertas (jahr), hanya beberapa yang menyebutkan doa untuk saudara Muslim di Palestina. Feeling saya ini hanya karna kebiasaan saja, terkadang doa nya pun sudah terstrukur dan tercetak dengan baik. Tapi di Masjidil Haram, Syeikh Sudais mendoakan keselamatan buat rakyat Palestina di doa qunut di bulan Ramadan ini.


Doa kami kepada Sang Pemiliki Waktu, pertemuan lah kami dengan Ramadan Tahun depan dengan keadaan yang lebih baik. Aaamiin. 


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.