Ada Apa Dengan Semen Padang FC ?

Juli 12, 2019
Shopee Liga 1 2019 hampir menyelesaikan seperempat putaran penuhnya dan Semen Padang FC terjerembab di jurang terdalam klasemen. Ada Apa Semen Padang FC?





Sebenarnya, rasa pesimis saya terhadap Semen Padang FC di Shopee Liga 1 2019 sangat terasa sejak di Piala Presiden 2019. Bukan hanya karena hasil akhir klasemen grup saja, tapi juga persiapan yang mohon maaf seperti alakadarnya saja, ditambah dengan pembelian pemain asing yang "hijau" semua, saya juga sempat mencurahkannya disini. Tapi saat itu ekspetasi saya, bisalah duduk manis di papan tengah. 


Pertandingan pertama Semen Padang FC di Shopee Liga 1 2019 belangsung di Stadion Mato Angin Makassar, saya nonton langsung dari TV saja. Saat itu terlihat permainan Semen Padang FC cukup menjanjikan. Entah dengan ilham dari mana, Coach Syarianto Rusli memasang 3 bek tengah utama sekaligus malam itu, ada Pulatov, Agung, dan Dedy G. Hasilnya, Semen Padang FC kalah dipertandingan pertama. Namun, permainan Semen Padang FC  dengan 3 bek tersebut menuai pujian dari komentator di Indosiar, memang malam itu main Semen Padang FC jauh lebih baik dan menghibur dari pada di Piala Presiden 2019. Meski digempur habis-habisan, Semen Padang FC  bisa memberi kejutan serangan balik berbahaya walaupun zonder gol.

Di Pertandingan kedua malah dapat hasil yang lebih baik, menahan seri 1-1 PSSleman di Maguoharjo. Dengan formasi yang sama, 3 bek tengah, Semen Padang FC malah bisa curi gol dari serangan balik. Malah bisa menang kalau tidak mendapat kado penalti. Tapi saya merasa ada yang tidak enak dilihat game play Semen Padang FC, diantaranya jarang megang bola lama dan lebih sering bermain disisi lebar. Bahkan ketika full menyerang, 2 dari 3 bek tengah jadi bek sayap bermain di sisi lebar, 2 gelandang sayap bermain di sisi lebar, 2 penyerang sayap (Irsyad/Dedi/atau siapapun penggantinya) bermain melebar sehingga lapangan tengah hanya ada Yoku. Kekacaun terlihat ketika serangan balik, kalau bukan Teja, mungkin hasil akhir akn jadi sangat buruk.

Awalnya saya kira formasi 3 bek tengah hanya dipakai Coach SR ketika main tandang lawam tim berat, ternyata tidak. Di kandang pertama lawan Persib, Semen Padang FC  main pakai formasi sama persis. Hasilnya, skor imbang dan Semen Padang FC  seperti hilang akal bagaimana untuk mencetak gol. Spartacks dan banyak pendukung lainnya mulai gerah.

Pertandingan ke 4 lawan Perseru di kandang jadi anti klimaks. Harusnya ini adalah momen menang pertama Semen Padang FC  di Shopee Liga 1 2019, yang terjadi Semen Padang FC kalah 2 -1. Irsyad terlihat sangat bingung ketika membangun serangan. Saya yakin penyebabnya karena formasi 3-4-3 ini. Suara untuk ganti pelatih makin kencang, CEO Semen Padang FC tetap memberi kesempatan pada Coach SR.

Pertandingan ke 5 seri 1-1 lawan Persipura di Jayapura, not bad sebenarnya. Pertandingan ke 6 lawan Tira Persikabo, kalah 1-3 di stadion ba lanyah GHAS. Malamnya, Coach SR digeser dari Pelatih kepala ke Direktur Teknis. Pelatih kepala dioper ke sang asisten, Coach Well sebagai caretaker.

Pembuktian Coach Well ada dipertandingan kandang ke 4 tadi sore lawan Arema FC, formasi yang dipakai sudah bukan 3-4-3, lebih ke 4-2-4. Dan hasilnya masih kalah. Permainan juga tidak berkembang.


Jadi Ada Apa Dengan Semen Padang FC?

Saya tidak tau jawabannya, yang tau internal PT KSSP dan tim Semen Padang FC. Tapi kalau boleh saya menduga, ini hanya masalah teknis strategi.

Pasalnya, saya tidak melihat ada keluhan di medsos para pemain. Biasanya, kalau masalah non-teknis seperti gaji atau main kub-kubu an, pemain biasanya main sindir-menyindir di medsos. Saya merasa Coach SR terlalu memaksa formasi 3-4-3 untuk semua kondisi pertandingan, termasuk ketika menyerang total, alhasil, fisik pemain tengah dan belakang pasti akan terkuras maksimal, sehingga hasil akhir hanya bergantung pada Teja. Stok pemain Coach SR sebenarnya juga kurang cocok bermain 3-4-3 karena jarang ada tipe pemain yang bisa main digempur dalam waktu lama dapat membuat serangan balik mematikan, Wawan F dan Andik adalah contoh pemain yang cocok.

Faktor pemain saya rasa juga jadi faktor utama karena saya baca di medsos pembesar kelompok suporter, ada oknum yang cari untuk dari bisnis ini di tubuh KSSP.

Bisakah, Semen Padang FC selamat dan bertahan di Shopee Liga 1 2019. 
Bisa, kalau masalah teknis ini dapat selesai secepatnya. Makin dibiarkan, makin merusak, dan Semen Padang FC  makin tabanam.

Darammm

Btw, sanak ado pendapat lain?

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.