Padang Bola Sepak GOR Haji Agus Salim

November 21, 2019
Pep Guardiola adalah salah satu pelatih tim sepak bola tersukses di milenium ke 3 ini. Deretan medali juara yang diraihnya bersama FC Barcelona, Bayern Munich, dan Manchester City merupakan salah satu bukti pendukung argumen saya sebelumnya. Dia tidak hanya disukai oleh para penonton olahraga sepak bola di kolong langit karena jumlah trofi yang telah dia miliki tetapi juga karena permainan indah yang ditampilkan anak buahnya di kanvas bernama Lapangan Sepak Bola, saudara kita dari Semenanjung Malaya menyebutnya Padang Bola Sepak.

Semasa di FC Barcelona, Pep menyihir dunia dengan permainan tiki-taka yang dimotori oleh Xavi - Iniesta dan disempurnakan oleh penyelesaian akhir Leo Messi, pun begitu juga di Bayern Munich. Umpan pendek antar-pemain hingga ratusan kali sebelum sampai di kotak penalti untuk kemudian dicocor oleh siapa pun menjadi ciri khas dari anak buah Pep, penonton yang menonton langsung di stadion maupun dari layar datar tv dan gawai terkesima dan berdecak kagum oleh indahnya aliran bola tersebut.

Terbaru di Manchester City, ciri khas tersebut tidak hilang. De Bruyne dan Gundongan memainkan peran yang mirip dengan Xavi - Iniesta meski pada level yang belum sama. Permainan City juga dipuja karena sesuai dengan filosopi sepak bola Pep Guardila.

Banyak syarat khusus yang membuat permainan cantik tiki-taka, atau apapun namanya, berjalan baik hingga mencuatkan decak kagum. Yang pertama tentu pemain yang mengerti dan bisa mengimplementasikan alam pikiran Pep serta salah satu syaratnya lapangan yang sempurna. Permainan umpan pendek, cepat, dan lewat belakang hanya dapat dimainkan pada rumput yang pas, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek serta tingkat kekeringannya. Pep dan tim bahkan bisa turun tangan mengecek kondisi rumputnya.

Bisakah teman-teman bayangkan David Silva dan teman-teman bermain di GOR Haji Agus Salim dan memainkan permainan bola pendek mereka disana? saya bisa bayangkan bagaimana kesusahannya Bernardo Silva dan Sterling ketika menggiring bola atau melakukan sentuhan pertama.

Kondisi GOR HAS. Sumber vidio.com
Dan kemaren, Pelatih Semen Padang Eduardo Almeida mengatakan rekor buruk Semen Padang FC di GOR Haji Agus Salim musim ini karena kondisi lapangan yang tidak rata sehingga pemain kesulitan dalam mengembangkan permainan. Dari 13 laga kandang, Semen Padang telah kalah 8 kali, termasuk dari Perseru Badak Lampung. Dari Pelantang.id, Coach Eduardo mengatakan "Dibanding kita main lawan Persib Bandung atau Bhayangkara, lapangan disana lebih bagus. Permainan bisa lebih bagus dan berkembang, bisa memainkan umpan-umpan pendek. Disini kita terkadang harus memainkan long ball,".

Penjelasan Coach Eduardo benar adanya, di tv dan gawai kita bisa lihat bagimana apiknya permainan Semen Padang FC ketika melawan Persib, Persija, dan bahkan Perseru Badak Lampung yang punya lapangan lebih rata dari GOR Haji Agus Salim. Permainan serangan balik cepat dan simple Semen Padang FC berjalan baik di rumput yang bagus.

Tapi, sebagai seorang ahli strategi, seharusnya Coach Eduardo harusnya telah mahfum dengan kondisi kandang timnya. Dari awal Coach Eduardo seharusnya menyiapkan strategi yang pas dengan lapangan tidak rata dan kering tersebut dan menjadikannya senjata utama yang tidak diketahui oleh tamu yang datang. Dalam artikel panjangnya, Christopher Atkins dari Bleachreport.com menyampaikan secara statistik global, pada sebuah pertandingan, tim kandang  memiliki kemungkingan menang hingga 50,3% dibanding tim tamu sebesar 25,1%. Penyebabnya disebut sebagai Home Advantage dimana faktor perjalanan jauh tim tamu dan kondisi lapangan menjadi salah satu faktornya.

Secara statistik dan ghiroh permainan, Semen Padang FC memang tidak dalam konidisi yang bagus yang faktor penyebabnya hanya diketahui internatim dan Tuhan.

Bicara kembali soal Padang Bola Sepak GOR Haji Agus Salim, pengelolaan stadion tersebut memang masih ditangan Pemkot Padang sehingga perawatannya seperti kurang memenuhi standar. Tapi jika kita lihat bagaimana standar birokrasi pengelolaan olahraga dan kepemudaan di kota maupun pusat, kita hanya bisa berdoa agar semua baik-baik saja. Saya juga tidak tau berapa skor GHAS ini sampai tetap lolos verifikasi BOPI.

Semoga Stadion Utama Sumbar nanti jauh lebih baik.



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.