Sotoy Review : Sang Pangeran dan Janisarry Terkahir oleh Salim A Fillah

Januari 09, 2020
Sang Pangeran dan Janissary Terakhir

My rating: 4 of 5 stars

Review buku Sang Pangeran dan Janisarry Terakhir ini sangat istimewa bagi saya pribadi karena sang penulis buku, Ustad Salim A. Fillah, yang memintanya. Hehe.



Ini adalah buku novel pertama yang ditulis oleh Ustad Salim. Buku-buku Ustad Salim sebelumnya, yang diterbitkan oleh Pro-U Media, merupakan “buku pelaran agama islam” yang “ringan” namun “tepat sasaran” seperti Bahagia Merayakan Cinta untuk persiapan pernikahan dan Lapis-lapis Keberkahan ketika semangat ibadah dan muamalah yang mulai kendor. Perkenalan pertama saya dengan buku Ustad Salim dimulai ketika masa SMA ketika dipinjamkan buku Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim oleh Zaki Arif.

Ketika Ustad Salim mengumkan akan merilis Novel ini, tanpa pikir panjang saya langsung beli pada Pro-Order pertama dan datang juga ke bedah bukunya di Hotel Melaka Bandung pada medio November 2019 yang lalu. Dari judul dan cover buku saja seharusnya kita bisa menebak novel ini tentang Pangeran Diponogero. Pun juga melihat iklan-iklan buku ini di instagram Ustad Salim, kita diberitahu bahwa novel ini akan bercerita tentang perjuangan Pangeran Diponegoro di Perang Jawa (1825-1830) dengan beberapa tokoh fiksi dengan sub-ceritanya namun tetap menggunakan alur waktu dan kisah nyata pada periode Perang Jawa itu.

Yang menarik adalah judul Novel ini tidak hanya menonjolkan Sang Pangeran tetapi juga Janisarry Terakhir. Janisarry sendiri adalah pasukan elit dari Daulah Usmaniyah di Turki. Mulai dibentuk pada abad ke 14 namun karena beberapa faktor, pasukan elit ini dibubarkan pada dekade 1820an. Di Novel ini, ada perwira Janisarry yang berlayar ke Nusantara dan menjadi bagian dari cerita Perang Diponegore ini. Sebagai apa?.. Baca sendiri di Novel nya.

Novel sejarah pertama yang saya baca adalah Fall of Giant, buku pertama The Century Trilogy karangan Ken Follet yang berkisah tentang beberapa keluarga fiksi di beberapa negara yang terlibat Perang Dunia Pertama yang nasibnya menjadi terbalik sehabis perang. Ken Follet menceritakan perjalanan nasib keluarga fiksi ini di garis masa kenyataan dan tokoh-tokoh nyata seperti King George V, Wiston Churchill, dan Presiden Woodrow Wilson secara apik dan simple dengan bahasa inggris yang tidak terlalu sulit. Senada dengan Ken, Ustad Salim juga menggunakan gaya bahasa yang simple dan mudah dipahami meski terdapat beberapa pengunaan Bahasa Jawa yang jarang saya dengar. Beberapa percapakan tokoh pun dirupakan seperti percakapan yang terjadi pada zaman sekarang seperti pengunaan idiom Asyiaap yang populer di 2019.

Untuk alur cerita Novel Sang Pangeran dan Janisarry Terakhir tidak usah diragukan, sangat detail dan menarik untuk melanjutkan ke bab berikutnya. Ustad Salim sendiri melakukan riset yang mendalam dan lama untuk menulis alur nya dengan membaca berbagai rujukan baik ditulis oleh sejarawan barat seperti Peter Carey dan Babad-babad tentang Pangeran Diponegoro.

Namun menurut saya pribadi masih terdapat beberapa poin yang dapat ditingkatkan oleh Ustad Salim untuk 3 buku tetralogi Sang Pangeran berikutnya. Pada Novel ini, dibagian depan sudah dituliskan daftar aktor yang ada pada cerita ini dan diurutkan secara abjad. Bagi saya yang kurang terlalu familiar dengan tokoh-tokoh Kerajaan Jogjakarta, saya agak kesusahan membedakan mana tokoh yang benar-benar ada dan mana tokoh rekaan. Saya juga kesusahan mengetahui mana tokoh dari Jawa, mana dari Belanda, dan mana dari Turki. Ken Follet menulis daftar tokohnya dengan membagi daftarnya berdasarkan asal, keluarga, dan tokoh nyatanya.
daftar karakter di Fall of Giant

Poin lain yang agak kurang dari Novel Sang Pangeran ini adalah tidak adanya peta petunjuk. Ketika awal membaca, saya yang lahir dan bersekolah di Sumatera, tidak hafal dimana letak Sungai Progo, Keraton Jogja, Muntilan, dan daerah lainnya di dataran rendah jogjakarta sehingga agak kesusahan ketika membayangkan apa yang digambarkan Ustad Salim tersebut.
Di halaman depan Fall of Giant ada peta eropa sebelum WWI

Overall, Novel Sang Pangeran dan Janisarry Terakhir ini sangat recomended bagi teman-teman yang ingin belajar kembali sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro dan Umat dalam melawan keteraniyaan penjajah.

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.