Stasiun Kereta Api Padang Panjang : Dulu, Kini, dan Akan Datang

Januari 05, 2022


Kereta api telah menjadi bagian dari sejarah kehidupan di alam Minang Kabau, jauh sebelum daerah Provinsi Sumatera Barat dikukuhkan. Sejarah tersebut telah bermula sejak abad 19 ketika Pemerintah kolonial ingin mengeksploitasi kekayaan sumber daya batubara ombilin. Jalur kereta api adalah pilihan sarana transportasi utama pengiriman batu bara tersebut dari tambangnya di Ombilin, Sawahlunto hingga Pelabuhan Teluk Bayur tempat kapal pengangkutnya bersandar. hingga pada 1894 selesai lah Jalur kereta api sumbar yang meliputi jalur Pulau Air – Padang Panjang yang selesau tahun 1891, jalur Padang Panjang – Bukit Tinggi yang selesai di tahun 1891 juga, jalur Padang Panjang – Solok sepanjang 53 km yang selesai tahun 1892, jalur Solok – Muaro Kalaban selesai tahun 1892 juga, serta jalur Muaro Kalaban – Sawahlunto yang menembus bukit sepanjang hampir 1 km yang selesai pada 1984 (Aziz, 2048)




Sejak saat itu kereta api sumbar menjadi saksi sejarah perkembangan ekonomi masyarakat Minangkabau, yang kebanyakan hidup dengan bertani, berkebun, berdagang, serta usaha lainnya. Kereta api juga menjadi saksi mata perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kereta api sumbar juga terabadikan pada sastra-sastra karya pujangga besar Indonesia seperti Buya Hamka. Sejak kemerdekaan pun hingga tahun menyongsong milenium baru, deringan klakson dan suara laju lokomotif serta gerbong pun menjadi bagian dari keseharian banyak masyarakat minangkabau termasuk warga kota Padang Panjang.



Menurunnya hasil tambang batubara ombilin juga menurunkan pamor dan daya saing kereta api sumbar karena pengiriman batu bara dari tambangnya di Ombilin Sawahlunto ke Pelabuhan Teluk Bayur merupakan sumber pendapatan utama kereta api di Sumbar. Hingga akhirnya PT KAI Selaku operator sistem kereta api di Sumbar menghentikan operasi kereta barang batu bara tersebut pada 2003. Namun operasi KAI di Sumbar tidak lah berhenti sepenuhnya. PT KAI tetap mengoperasikan kereta api penumpang dari Padang ke Pariaman yang lebih banyak sebagai sarana pariwisata serta Kereta Api bandara yang melayani penumpang moda pesawat dari Bandara Internasional Minangkabau ke pusat kota Padang. Akibat dari berhentinya operasi KA Batubara tersebut, stasiun-stasiun dan jalur rel yang dilewati sebelumnya menjadi tidak terawat. Salah satunya adalah stasiun Padang Panjang dan stasiun Batu Taba serta jalur di sepanjang dua stasiun tersebut (Elfisha, 2017).






Pada awal 2021 ini, Walikota Padang Panjang menemui Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo, untuk membahas usulan pemanfaatan aset PT KAI untuk fasilitas publik, rencana pengembangan kereta wisata dan pengembangan potensi angkutan logistik di Sumbar. Rencana Walikota Padang Panjang untuk kawasan stasiun Padang Panjang adalah menjadikannya sebagai pusat budaya dan wisata strategis.







Empat paragraf diatas adalah latar belakang dan sedikit abstrak dari tulisan karya ilmiah saya dengan judul "ANALISIS POTENSI PERAN SERTA PT KAI DIVRE II SUMBAR DALAM RENCANA PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PADANG PANJANG SEBAGAI KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA KOTA" untuk LOMBA KARYA TULIS ILMIAH PT KERETA API INDONESIA(PERSERO) DIVISI REGIONAL II SUMATRA BARAT dalam rangka hari ulang tahun Kereta Api yang diperingati setiap tanggal 28 September.







Alhamdulillah, makalah ini lolos menjadi finalis kemudian dipresentasikan kepada Vice President Divre II PT KAI Sumbar besarta juri tamu lainnya secara virtual. Dan akhirnya tulisan ini mengantar saya sebagai pemenang ketiga dengan hadiah yang lumayan, 😉 dan ikut berpartisipasi pada acara Hari Ulang Tahun Kereta Api 2021. Hehehe




Selain sedikit flexing,😎, postingan blog ini saya buat untuk mengajak teman-teman yang tertarik dengan penelitian tentang potensi wisata atau ekonomi kreatif lainnya dengan objek kereta api Sumbar dan Kota Padang Panjang untuk berkolaborasi dengan mengembangkan makalah ini lebih mendalam. Karena analisis potensi yang saya buat tersebut masih terbilang sederhana dengan metoda kualitatif dan SWOT naratif. Jika teman-teman tertarik dan ingin membaca makalahnya terlebih dahulu, feel free untuk kontak saya.




Pengennya saya sih makalah ini dapat dikembangkan dan bisa ikut lomba lainnya, atau untuk daftar conference, atau malah buat submit jurnal. Heheheh




Anyway, saya punya sejarah panjang dengan Kereta Api dan Kota Pandang Pajang. Lain kali pengen cerita tentang ini.








Sumber dan Hak Milik : https://langgam.id/pt-kai-divre-ii-sumbar-gelar-lomba-karya-tulis-ilmiah-dan-milenial-mural-art-competition/










Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.