Sotoy Review : Sabariah by Buya Hamka

Januari 19, 2021

 

Sabariah
My rating: 5 of 5 stars

Kalau tidak salah ini adalah novel roman pertama dari Buya Hamka. Ditulis ketika beliau masi muda dan belum menjadi ulama besar. Novel ini diterbitkan ulang oleh Gema Insani bersama novel-novel Buya Hamka lainnya. Cover dari edisi terbaru dari Gema Insani sangat menarik dengan corak yang khas. Bagi pecinta roman masa perjuangan, kayaknya harus koleksi semua Novel Buya Hamka yang diterbitkan oleh Gema Insani.


Di kata pengantar, Gema Insani bilang sebenarnya "Sabariah" ditulis Buya Hamka dalam bahasa minang dan mereka mengalihbasakannya dengan tetap mempertahakan ke khasan gaya bahasa Buya Hamka. Sebagai orang minang dengan bahasa ibu minang kabau, saya akui bahwa bahasa minang yang digunakan oleh Buya Hamka sangat "murni". Memang banyak kata yang familiar dengan telinga dan otak saya, namun beberapa kata juga sangat asing bagi saya orang Padang Panjang, mungkin bagi orang Agam lebih familiar. Beberapa alih bahasa yang digunakan saya rasa ada yang kurang tepat karena ada padanan bahasa Indonesia yang lebih mengartikan kata tersebut. Kemudian saya tersadar hal itu mungkin dilakukan dengan sengaja.


Kenapa? karena ternyata Buya Hamka menulis Sabariah ini dengan gaya ber-rima seperti pantun. Bahkan banyak percakapan para tokoh yang dituliskan dalam bentuk pantun tanpa diubah jadi paragraf. Kalo teman-teman dari Sumbar mungkin merasa seperti membaca Tambo atau Kaba. Sebagai novel dengan bahasa Minangkabau, penerbitan ulang oleh Gema Insani dengan bahasa Indonesai sangat lah baik terlepas memang sangat tidak mungkin untuk dialih dengan sempurna. Salut untuk Gema Insani.


Jujur saya belum banyak membaca roman Buya Hamka. Rasanya baru Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang saya baca setelah dewasa. Ternyata ada kesamaan antara "Sabariah" dan "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" dan kesamaan tersebut membuat kekaguman saya kepada Buya Hamka dalam menulis cerita Roman semakin besar.


Buku ini terbilang tipis jika dibandingkan dengan novel roman lainnya. Namun kalau tidak salah ini bukan Novel Roman paling pendek dari Buya Hamka. "Sabariah ini hanya terdiri dari 1 bagian dan 83 halaman. Kurang dari 2 jam bisa lah tamat. Tapi kalau dihayatai mendalam termasuk gaya penulisannya bisa lama juga sih.


Btw, sebagai penggemar Buya Hamka, beberapa waktu lalu saya mencoba membuat cerita pendek dengan latar belakang pemuda di zaman perjuangan yang juga mengalami masalah percintaan. Tulisannya saya unggah di blog pribadi dan karyakarsa.com. Jika teman-teman ada waktu luang. Sila mampir ke link berikut. Nuhun.


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.